Tampilkan postingan dengan label PKL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PKL. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 Juni 2012

Sungai Anteseden, Sungai Oyo


Letak
Secara administratif, Sungai Oyo berada pada perbatasan Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul dan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sungai Oyo memiliki panjang 37,75 km. Koordinat Sungai Oyo yang menjadi tempat penelittian kali ini terletak pada posisi 0449918 mT; 9127518 mU, dengan elevasi 141m.
Kekhasan
Posisi di tempat ini miring dan batuannya batuan kapur. Sungai Oyo merupakan sungai anteseden. Batuan di sungai ini juga terangkat. Di sebelah sungai ini terdapat Hutan Wanagama yang awalnya dulu merupakan bukit gundul yang gersang dan tandus. Nama Wanagama berasal dari dua kata, yakni wana yang berarti alas atau hutan, dan gama yang merupakan kependekkan dari Gadjah Mada. Hutan yang ikut serta berperan menghijaukan Gunungkidul ini, mulai dirintis pada tahun 1964 oleh Prof. Oemi Hani’in Suseno, salah satu akademisi kampus UGM.
Karakteristik Anteseden Sungai Oyo
Sungai Oyo termasuk sungai anteseden yang dibuktikan dengan adanya aliran sungai yang melewati suatu batuan dan batuannya terangkat. Antara kekuatan pengangkatan dengan pengikisan oleh sungai memiliki besar yang sama, misal terangkat 5cm maka akan tergerus 5cm. Batuan yang terdappat di sungai Oyo merupakan batuan kapur termasuk batuan sedimen yang terendapkan dalam posisi horizontal. Pada tempat ini merupakan tumbukan antar lempeng, yaitu lempeng Eurasia yang terangkat sebagian sehingga tampak miring. 

Analisis Geografi Dalam Situs Ratu Boko



Analisis Geografi Dalam Situs Ratu Boko
Keraton Ratu Boko, terletak sekitar 2 km sebelah selatan Candi Prambanan. Keraton Ratu Boko terletak di atas sebuah bukit dengan ketinggian ± 195.97 mdpl. Memiliki luas sekitar 25 hektar dan berada di dua desa, yaitu Desa Sambirejo dan Desa Dawung, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Yogyakarta.
Terletak pada 0440399 mT; 9136840 mU dengan elevasi 198m,  Merupakan daerah sedimen piroklastik dari vulkan, merupakan sumber air kualitas baik. Formasi di situs Ratu Boko lebih tua dari formasi yang ada di Merapi. Situs Ratu Boko merupakan formasi Semilir. Formasi Semilir tersingkap luas di sepanjang Pegunungan Selatan, pantai selatan Jawa bagian tengah. Formasi, yang memainkan peran penting dalam stratigrafi dan magmatisme di daerah tersebut, dialasi secara selaras oleh Formasi Kebo-Butak dan bagian atasnya ditindih oleh Formasi Nglanggran. Formasi Semilir didominasi oleh batuan vulkanik berupa tuf kristal, tuf lapili, dan breksi batuapung. Bagian bawah dari formasi ini tersusun oleh batupasir berupa lithic-feldspathic wackes. Lempung gampingan di bagian bawah mengandung fosil foraminifera dan nanno, mengindikasikan lingkungan laut dan umur Miosen Awal (NN3). Bagian atas terdiri atas breksi batuapung dan breksi batuapung andesitan.
 Di beberapa tempat di bagian atas terdapat beberapa lensa tipis lignit dan fosil kayu. Di bagian atas, menunjukkan penyebaran ekstensif dari grain-flow sediment. Bagian ini diinterpretasikan sebagai endapan terestrial. Berdasarkan penentuan umur dengan jejak belah pada sirkon di breksi batuapung menunjukkan umur 17.0 + 0 juta tahun dan 16.0 + 1.0 juta tahun atau akhir Miosen Awal. Lingkungan pengendapan Formasi Semilir menunjukkan pendangkalan ke arah atas, yang semula laut dangkal berubah menjadi darat. Fasies breksi batuapung dan breksi batuapung andesitan diendapkan dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan kegunungapian meningkat pesat pada saat pengendapan bagian atas formasi. Erupsi besar yang membentuk Formasi Semilir diduga berpusat di Cekungan Baturetno.
Situs Ratu Boko ini dibangun di ketinggian dengan maksud agar kerajaan dapat mengawasi keadaan sekitar (wilayahnya) dengan mudah.