Tampilkan postingan dengan label fantasy novel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fantasy novel. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 Juni 2012

Siera, Ketika Ia Datang Part V "Dekapan Pohon Akasia"


Siapa aku? Air matanya membasahi jiwanya yang berontak. Teriakan memanggil namanya, pendengarannya terkunci, penglihatannya tertutup, ia membulatkan tekadnya. Takdir berkhendak lain, ia tenggelam dalam kegelapannya sendiri.
Tsuki berjalan perlahan, air matanya mengalir mengikuti perasaannya. Ia menjauhi Jui, mungkin ini jalan yang terbaik. Tidak hanya untuk Jui namun untuk semuanya. Ia menghentikan langkahnya, kemudian duduk di bawah pohon akasia.
Sambil memandang langit ia berucap, “Andai aku bukan sang penghancur, apakah Jui akan mencariku saat ini? Atau mungkin orang lain yang mencariku.”
“Jui tidak akan mencariku, dia hanya peduli jika aku di dekatnya. Sekarang aku sudah jauh dan Trancy tak akan marah lagi kepadaku.”
Dahan pohon akasia di belakangnya berayun mengikuti hembusan angin malam itu. Tsuki mulai tenggelam dalam keputusasaannya sendiri. Ia terbawa di dalam pikirannya yang paling dalam. Kegelapannya sendiri....
“ANAK ANEH!!! ANAK ANEH!!!”
“JANGAN BERTEMAN DENGAN DIA!!! DIA PEMBAWA SIAL!!!”
“HATI-HATI DIBUNUHNYA! ORANG TUANYA SAJA MATI DIBUNUHNYA!”
Anak-anak itu mengelilinginya sambil meneriakkan hinaan dan cercaan, ia tetap terdiam. Hatinya perih mendengar ucapan itu, ia kemudian berlari menjauhi anak-anak itu. Ia memanjat pohon akasia kemudian duduk di dahannya, ditatapnya langit, ia menangis.
“Hei ada apa?”
Suara yang sangat dikenal olehnya menyapanya, tangisannya semakin menjadi. Anak yang baru datang itu memanjat pohon kemudian membelai rambutnya.
“Kamu kuatkan?”
Ia hanya mengangguk kecil kemudian menyandarkan kepalanya ke pundak anak itu.
“Aku dibenci, aku dibilang anak aneh, aku pembunuh,”
“Itu salah,” ucap anak itu sambil terus menenangkannya.
“Benarkah?”
“Iya,” jawab anak itu sambil tersenyum.
Tiba-tiba di sekitarnya menjadi gelap, terlihat seorang anak-anak laki-laki sedang asyik bermain. Dari kejauhan ada suaranya memanggil nama salah seorang anak, “JUI! JUI!”
Salah seorang teman anak laki-laki itu menyeletuknya,”Tuh dipanggil tuh kamu, gimana nih? Kan masih seru mainnya?”
Jui melihat sumber suara itu, “Ah biarin aja dia, pergi aja yuk!”
“Jui dimana? Apa gara-gara aku mengajaknya makan bersama tadi tapi dia tidak mau, aku tidak makan dimarahi tapi aku ga boleh marah sama dia. Sekarang dia dimana?” batin anak itu, perlahan-lahan air matanya menetes.
“Oh ya aku kan bisa kontak dengan saber milik Jui! Aku coba deh!” ucap anak itu dengan riang sambil menyeka air matanya. Ia mengeluarkan sabernya, saber berwarna biru dengan gagang lebih panjang dari mata pisaunya, itulah cryptic saber. Tsuki terkejut ternyata anak itu adalah dia, diperhatikannya terus anak perempuan itu. Anak perempuan itu mencoba mengadakan kontak dengan saber milik Jui namun nihil, wajahnya memancarkan kekecewaan. Ia menangis lagi, Tsuki mencoba menghiburnya namun anak itu tak dapat menyadari kehadirannya.
“Kamu ga sendirian, aku akan panggilkan Jui kemari! Jangan menangis ya,” ucap Tsuki.
Tsuki berlari mengejar anak laki-laki itu namun entah mengapa ia tidak dapat menyusulnya. Ia berteriak, “JUI!!!JUI!!!” namun anak laki-laki itu tetap tidak menoleh dan semakin jauh hingga hilang dihadapannya.
Kegelapan itu berpuutar lagi, kali ini ia berada di ruangan tempat cryptic saber mebunuh sahabatnya. Darah berceceran di gudang atas rumahnya, ia menangis dalam dekapan Yox. Kegelapan itu berputar lagi.
“Kenapa aku dimarahi terus?” tanya seorang anak perempuan
“Karena setiap kau dibentak kau selalu down! Karena itu aku memarahimu dan bagaiman ajika kau terjun ke masyarakat! Apa kau harus menangis terus!”
Anak perempuan itu menunduk, ia tak berani menatap anak laki-laki yang memarahinya. Ia masuk ke dalam kamarnya, dipeluknya boneka tedy munggilnya, ia menangis namun ia selalu menyeka air matanya sambil berkata pelan, “Kata Jui aku ga boleh nangis! Ga boleh!”
Tsuki memandang anak itu dengan tatapan kasihan, Tsuki mencoba membelai anak itu namun nihil. Tidak ada rasa kasih sayang yang di rasakannya, kegelapan semakin menyelimutinya apalagi tidak ada yang mencemaskannya sampai saat ini.
“Jui yang kukenal dulu tidak seperti itu, ia mengajariku kelembutan bukan amarah.”
Kegelapannya berputar lagi, ruangan ini...
"Saber itu pembunuh ayahku! KAU PEMBUNUH!" teriak Trancy dengan marah.
Ini...
"AAAAAAAAAAAARRRGGGGHHHHTTTT!!!!!!!!" teriakku sambil menutup mata dan kedua telingaku.
“Sampai sekarang tidak ada yang mencariku, semua sibuk dengan urusan masing-masing.”
“Siapa aku?”
“Jangan percaya orang lain, buatlah orang lain bahagia walau diriku korbannya.”
“Ya! Itu yang terbaik.”
“Tidak ada yang mencemaskanku...”
”Tidak ada yang peduli denganku...”
“Mungkin lebih baik seperti ini...”

"Tidak hanya untuk Jui, namun untuk Trancy, Yox, dan semuanya..."
-------------------------------------------------------------
Malam itu begitu pekat, ia terus berlari, pandangannya lurus ke depan, yang ada dipikirannya hanya satu, “ Dimana dia?!?!”
“JUI TUNGGU!!! AKU KELELAHAN!!! TIDAK BISAKAH KAU JALAN PERLAHAN! KAMI RAS GOLEM TIDAK DICIPTAKAN UTUK BERLARI!!!” ucap Trancy.
Ia menghentikan langkahnya kemudian menatap golem wanita itu, “Baiklah kita istirahat.”
Ia menyilakan kedua kakinya, dilihatnya Trancy, golem itu sudah tertidur karena kelelahan, kemudian ia menatap langit, “Sepi sekali, kemana bintang-bintang?” batinnya.
Tiba-tiba muncul bintang dengan cahaya redup, bintang itu turun ke hadapan Jui.
“Aku Andromeda, turunkan sabermu” ucapnya sambil menunjuk saber Jui yang dihadapkan di wajahnya.
Jui segera menurunkan sabernya dan berkata, “Ada keperluan apa kemari?”
Andromeda mengeluarkan botol kecol dari saku jubahnya kemudian memberikannya ke Jui, “Ini.”
“Apa ini?” tanya Jui terkejut melihat apa yang diberikan oleh Andromeda.
“Air mata darah, kuambil dari bagian hutan yang tergelap, di bawah pohon akasia. Seorang elf terikat di sana namun pohon itu menangis, air matanya bukan airmata biasa melainkan ini. Pohon itu sudah lama disegel oleh kami peri bintang namun keputusasaan seseorang melemahkan segel itu. Jika kau bisa menyadarkan elf itu maka pohon dapat kami segel kembali.”
“Elf? Tunggu! JANGAN-JANGAN DIA?!?!” batin Jui tidak percaya.
“Sekarang dimana pohon itu?” tanya Jui
“Di bagian hutan yang terdalam, kau tidak akan menemukannya jika masih ada kegelapan di dalam hatimu. Kau tidak akan dapat membebaskan elf itu karena jiwanya telah ditawan kegelapannya sendiri namun jika elf itu tersadar maka ia dapat lepas dari pohon itu.” ucap Andromeda.
“dan satu lagi, jika kau terbawa dalam perasaan yang ditunjukkan pohon itu maka jiwa elf itu perlahan-lahan akan lenyap. Dekapan pohon akasia, itulah kutukannya,”sambung Andromeda.
Jui berlari mengikuti Andromeda, ia menggenggam erat botol kecil pemberian Andromeda. “Maafkan aku Tsuki, andai saat itu aku lebih peka terhadap perasaanmu setelah dibentak Trancy,”batin Jui.
Andromeda menghentikan langkahnya, “Pohonnya ada didalam, kau jalan lurus saja. kami peri bintang tak dapat masuk ke dalam karena kekuatan kami melemah akibat kegelapan itu. Saat kau masuk maka kau akan mulai merasakan sesuatu yang kelam, jangan terbawa hal itu. Fokuslah pada tujuan awalmu atau jika kau memang ingin jiwa elf itu hilang,” ucap Andromeda.
“Aku ada satu pertanyaan, mengapa kau memilihku untuk masuk kemari?” tanya Jui penasaran.
“kami peri bintang melihat sebagian kecil kegelapan itu dan kau ada di dalamnya. Aku tidak begitu paham tapi sepertinya kau pernah menyakiti elf itu. Sekarang masuklah ke dalam, temukan pohon itu. Semoga berhasil, kami akan membantumu dari jauh,”ucap Andromeda.
Jui menatap hutan gelap di hadapannya, ia mulai berlari
“Tsuki tunggu aku....!”


============to be continue==================

Sabtu, 24 Maret 2012

Siera, Ketika Ia Datang "Mimpi Masa Lalu"

Orang-orang mengganggapnya jahat namun aku berpikir dia lah yang paling hebat. Orang terkuat setelah dihantam ribuan tatapan hina dan cercaan. Dia tersenyum padaku sebelum kematiannya. Mungkin aku tidak dapat menggapainya, namun ia selalu berada di dalam hatiku.

"HAHAHAHA-! Aku tidak akan menjadi seperti kalian! Kalian ras elf terlalu lemah! Tidak sadarkah aku melakukan ini untuk kalian juga! Kejayaan kita!"

"Aion hentikan! ku mohon!"

"SIAPA AION? SIAPA ITU AION MYERA!!! ITU MASA LALUKU!" ucapnya marah. Ia menatap elf yang tersungkur lemah di hadapannya dalam-dalam, tatapannya menyiratkan kekecewaan, kesedihan, dan kebencian. "Tahukah kau Yox Haseba, aku sudah menggangggapmu sebagai bagianku sendiri namun lihatlah yang dilakukan ras-ras lain! Mereka memandang remeh ras kita! Kita dianggap orang gila yang hanya bergelut dengan mesin!" ucapnya sambil menggertakan giginya karena kekecewaan yang amat sangat.

"Aion kumohon dengarkan aku, kau tidak perlu melakukan ini," ucap elf yang berusaha berdiri namun seakan membangunkan dirinya saja susah.

"AION!"

"Hai Tock, jangan berpikir aku akan memaafkanmu setelah kejadian tadi. Kau memfitnahku yang telah membunuh Ryarf. Kau juga akan mati seperti Weyn. Ya mati di tanganku."

"AION BISA KU JELASKAN SEMUA INI!"

"Kurasa tidak ada lagi yang dapat kau jelaskan. Aku sudah melihatnya semua dan kau seorang pengkhianat Tock," ucapnya datar namun penuh kebencian, kemudian ia menghunuskan sabernya ke hadapan Tock. Tatapan mereka saling beradu, Aion menatap Tock penuh benci. Kemarahan membakar jiwa Aion. Tock bergidik menanggapi ancaman Aion, ia tidak dapat berkata apapun. Mulut Tock seakan terkunci dan ia menelan ludah perlahan.Aion mengayunkan sabernya dan
Crasssh-! Darah segar mennghiasi wajah Aion tapi tunggu, mata Aion terbelalak kaget ia tidak percaya dengan apa yang sudah dilakukannya.

"Vex?!?! Mengapa?" tanyanya getir, ia merinding saat melihat tubuh yang ditebasnya. 

Golem muda itu tersenyum, senyum yang sangat dikenal Aion. Ya! Golem muda itu lah yang menolongnya di dari buangan teman-temannya saat di lembah Bootw. Golem muda itu pula lah yang menjadi teman curhat Aion selama ini. Golem muda itu pulalah yang mengembalikan hubungannya dengan Yox. Dan golem muda itu pulalah yang DITEBASNYA!

"Aion, maafkan aku. Maaf aku tidak dapat membuatmu menjadi lebih baik, Aion Myera" ucapnya sambil tersenyum lembut kepada Aion

"Vex," ucap Aion seraya menatap getir golem muda yang terkapar di hadapannya. Aion menatap langit, tetesan hujan membasahi dirinya. Perlahan ia menutup matanya kemudian memandang sabernya yang mulai di luar kendalinya. Pikirannya mulai berjalan di masa lalu, ia berteman baik dengan Yox, Vex, Tock, Weyn dn Ryarf. Saat cryptic saber memilihnya. Liontin Weyn hilang, Weyn curiga bahwa itu ulahnya, Ryarf yang melindunginya semakin menambah kebencian Weyn. Weyn yang menyimpan dendam kepada Ryarf dan Aion, memanfaatkan hal itu, ia membunuh Ryarf dan menuduhnya sebagai pelaku. Sisi gelap cryptic saber bangkit dan itu mempengaruhinya. Ia membantai semua ras, pandangannya kalap. Kepuasan memenuhi batinnya. Darah bagaikan makanan sehari hari untuknya. Air mata Aion menetes, ia mengucapkan kata-kata dalam bahasa elf kuno. Yox yang memahami bahasa elf kuno terkejut, ia berteriak,"JANGAN AION! JANGAN!"

Aion tetap melanjutkan kalimatnya, cahaya biru mengelilinggi tubuhnya.Semakin besar, semakin besar cahaya itu. Yox berusaha menuju tempat Aion, namun tubuhnya amat berat, berat sekali. Ia melihat Tock dan bertriak,"TOCK!HENTIKAN DIA!"

Mantra elf kuno itu lebih kuat dari sebelumnya, Tock berusaha menggerakkan tubuhnya namun tidak bisa."TUBUHKU BERAT YOX! AKU TIDAK TAHU ADA APA INI?!?!"

Cahaya itu semakin membesar hingga menelan tubuh Aion, dentuman besar terdengar dari tempat cahaya itu. Yox membelalakkan matanya, ia terkejut dan berteriak, "AION!!!!!!!!"

Debu-debu berwarna biru mengkilat berjatuhan dari langit, tiba-tiba
"Yox, Tock, maafkan aku. Hanya ini yang bisa kulakukan. Kukorbankan diriku untuk kedamaian 4 ras, saat matahari terbit nanti maka semua ras akan lupa kejadian hari ini. Hujan akan menghilangkan semua jejaknya, tolong simpan kejaadian ini rapat-rapat. Kelak akan lahir 4 pemegang kunci 4 ras, mereka akan lahir dari  sisi baik cryptic saber. Aku ingin kelak tuan dari saber ini bukan sebagai sang penghancur seperti diriku. Tock, maafkan aku, aku tidak tahu alasanmu menuduhku namun aku percaya kau orang yang baik karena Vex rela melindungimu. Yox, maafkan aku. Maaf aku tidak mempercayaimu saat itu. Ai shiteru."

Hujan perlahan mulai berhenti, matahari mulai terbit, awan gelap yang menjadi saksi kejadian itu telah hilang, tanah dan bangunan yang rusak kembali seperti semula. Perang 4 ras telah berakhir hari itu dan tiada seorang pun yang ingat selain mereka berdua.

------------------------------------------------

Air mata Yox menetes ketika memandang bunga aster itu. Ia mengamati bunga itu dalam-dalam seakan pikirannya mengingat sesuatu. Ia menatap langit kemudian berucap,"Aion, perang akan dimulai lagi. Kedamaian yang telah kau ciptakan. Orang-orang telah berpikir kau sang penghancur namun aku berpikir kau lah yang terbaik, iya Aion kau yang terbaik."

"Tuan, maaf mengganggu."

Yox melihat sumber suara itu dilihatnya seorang elf dengan tinggi 3 meter, rambutnya yang panjang menutupi penglihatannya, seolah mengetahui elf tertinggi di rasnya, Yox pun berkata,"Ada keperluan apa kau mengunjungiku horn timur?"

"Semua persiapan menuju Palm Eryn telah selesai."

"Baiklah, kalau begitu kita harus segera berangkat," ucap Yox sambil memandang keluar jendela, melihat kesibukan masyarakat ras elf. 

----------------------------------------------------

"Dia orang yang baik, aku merasa bersalah dengannya. Aku tidak menceritakan keadaan sebenarnya saat itu. Aku ingin menceritakannya tapi tak bisa, hingga akhirnya ayahmu, menjadi korban karena melindungiku," ucap Tock seraya menatap Trancy dalam - dalam. "Maafkan aku Trancy," sambungnya.

"Aion yang membunuh ayahku? Kenapa dia sejahat itu? Jelaskan semuanya padaku?!?! Sejahat itukah tuan cryptic saber dan sejahat itukah sikapmu seperti tadi hingga hilang kontrol!" ucap Trancy marah, ia memandangku benci. Kutundukkan kepalaku, seolah mengetahui apa yang kurasakan, Jui segera menyela ucapan Trancy, "Tidak semua tuan cryptic saber itu jahat!"

Trancy menatap Jui penuh amarah dan kekecewaan dan berkata,"Dia pembunuh dan tadi dia hampir membunuh bangsa fairy itu! Dan ayahku,, ayahku! Ayahku yang hanya aku punya, ayahku hampir menjadi korban! Kau tahu itu?!?! KORBAN!!!!"

"Trancy, kumohon," ucap Jui pelan sambil emandang Trancy dalam-dalam namun Trancy kali ini tidak sependapat dengan Jui. Ia tetap menatap Tsuki benci.

Trancy kemudian berdiri, ia menatap semua yang hadir di ruangan Tock dengan tatapan benci dan kecewa, "Aku keluar dari ruangan ini. Sepertinya ini membosankan sekali untukku."

Tock menatapku dan Jui bergantian, "Urusan anak muda, biar aku yang urus. Sekarang kalian beristirahatlah, sudah aku siapkan kamar untuk kalian. Maaf jika tempatku ini tidak nyaman untuk kalian. Masalah Trancy biar aku yang urus."

Aku menatap lantai ruangan Tock dengan penuh penyesalan, kurasakan jemari-jemari hangat mengenggam tanganku. "Ayo kita pergi Tsuki," ucap Jui sambil mengandengku keluar ruangan itu.

Malam itu banyak sekali bintang di langit, namun itu tak dapat menghiburku. Kurasakan bulir-bulir air mata membasahi mataku.
"Tsuki, masuklah ke kamarmu, kau perlu beristirahat. Soal Trancy, tolong jangan kau pikirkan. Kau orang yang baik dan aku percaya itu," ucap Jui.

Aku melihat Jui, kutatap matanya dalam-dalam, ia sungguh-sungguh percaya padaku. Ia melingkarkan tangannya di punggungku dan berbisik perlahan, "Aku akan melindungimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu." Ucapan Jui membuat semangatku perlahan bangkit, ia melepaskan pelukannya kemudian mengelus rambutku, "Tidurlah sekarang."

"Iya," ucapku sambil tersenyum kecil kepada Jui.

------------------------------------------------------

"Hai Trancy."

"Tetua? Ada perlu apa denganku? Jika soal kedua elf itu kumohon pergilah. Aku ingin sendirian, aku sangat mencintai ayahku. Ayahku yang hampir hampir....." ucap Trancy sambil terisak, ia tak sanggup melanjutkan ucapannya.

Tock memeluk Trancy, "Anakku. Aku sudah berjanji kepada ayahmu untuk tidak menceritakan ini padamu. Ayahmu ingin melawan takdir cryptic saber, agar saber itu tidak menjadi saber penghancur. Ayahmu menukarkan hidupnya agar kelak anaknya menjadi salah satu dari 4 pemegang kunci ras. Ayahmu memiliki mimpi yang besar. Karena hal itulah, aku yang juga sahabat terdekatnya mau merawatmu dengan baik. Itu impian terbesar ayahmu nak," ucap Tock kemudian melepaskan pelukannya, ia menatap Trancy bagaikan tatapan seorang ayah. Ya ayah! bukan seorang tetua lagi.

"Tetua ah bukan,, ayah, bolehkah kupanggil tetua dengan sebutan ayah? Kalau memang itu impian ayahku, aku akan berusaha. Melawan takdir cryptic saber," ucap Trancy sambil memandang Tock dengan tatapan berapi-api.

Tock memberikan sesuatu kepada Trancy, "Ini titipan ayahmu. Ia tidak dapat berada di sampingmu sekarang, namun ia selalu akan melindunggimu nak. Ambillah ini."

--------------------------------------------------

Aku menatap ke luar jendela, "apakah aku memang dibenci, aku tidak ingin banyak korban berjatuhan lagi. Aku akan mencari tahu sandi dalam bahasa elf kuno itu agar tidak banyak lagi korban."

--------------------------------------------------

"Tsuki~! Aku ingin tidur denganmu, soal tadi maafkan aku, Tsuki? Bukalah pintunya? Hm kau masih marah ya? Baiklah aku minta maaf, dan tolong...," Trancy menghentikan ucapannya, ia melihat jendela kamar Tsuki terbuka dan lemari kamarnya kosong melompong.

"TSUKI MENGHILANG!!!" teriak Trancy

---------------------------------------------

"Aku harus pergi! maafkan aku Jui, maafkan aku Yox,"


============= to be continue =====================

Kamis, 12 Januari 2012

Siera, Ketika Ia Datang "Saat Tanah Lebih Keras Daripada Batu" (part 3)

 Luka lama yang tergores tak akan bisa hilang namun aku percaya ia seseorang yang kuat dibalik kengerian wajahnya.


"Dibalik hutan ini merupakan desa kediaman ras golem"

"Apakah tidak mencurigakan jika kita langsung ke wilayah itu? Aku tidak tahu apakah ras olem masih menaati perjanjian perdamaian 4 ras"

"Aku juga tidak tahu," ucap Jui pelan, ia kemudian menatap desa itu dalam-dalam. Pandangannya lurus seakan ada sesuatu yang dipikirkannya dan aku selalu tidak tahu apa itu. Aku sadar bahwa tidak dapat memahami pemikiran Jui namun Jui selalu memahami pemikiranku. Ada perasaan berkecamuk di dalam pikiranku, teman macam apa aku ini.

"Tsuki"

"Eh, iya? Ada apa?" ucapan Jui membuyarkan pikiranku

"Kita bisa menyamar"

"Menyamar? Bagaimana caranya? Bentuk dan tabiat ras elf dan golem saja sudah berbeda jauh. Memangnya bisa semudah itu?" tanyaku tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jui

"Orion saber dan automail murni ras elf ku yang akan bekerja," jawab Jui dengan yakinnya, ia kemudian mengeluarkan dua buah mini robot dan spidol dari dalam tasnya. Kemudian ia menuliskan sesuatu di sepanjang tangan dan kaki mini robot itu.

"Persiapan pertama selesai, selanjutnya giliranmu. Ayo keluar orion," ucap Jui sambil mengepalkan tanggannya di udara kemudian mulai terlihat cahaya putih yang berbentuk horizontal. "Itu bukan cahaya, itu saber! Orion saber milik Jui", batinku tidak percaya. Benar dugaanku, cahaya itu perlahan-lahan mulai menampakkan wujudnya, Orion Saber.

Jui mengarahkan ujung pedangnya ke mini robot itu, dari gagang pedang terlihat tulisan ras elf kuno. Dengan lantang Jui meneriakkan, "vYstEeeRl~!" Tulisan kuno itu memanjang hingga ke ujung pedang, seakan merespon kehadiran tulisan dari orion saber, tulisan yang ada di mini robot itu keluar dan bersambung dengannya. Mini robot itu mulai bereaksi, bagian demi bagian mulai berubah dengan dikelilingi huruf-huruf elf murni yang melingkarinya membuatku tidak tahu apa yang terjadi. Hingga akhirnya, "Selesai," ucap Jui.

"Itu?"

"Iya, ini wujud ras golem yang akan kita gunakan. Ras golem adalah ras dengan penduduk terbanyak jadi akan sulit bagi mereka untuk mengenali satu sama lain."

"Sepertinya kau harus belajar lagi deh Jui," ucapku samil menatap kedua golem tiruan itu

"Eh ada yang salah?"

"Keduanya bergender waita Jui, dan artinya kau akan menyamar menjadi golem wanita? Hahahahhaha~," ucapku sambil tertawa terbahak bahak membayangkan Jui menyamar menjadi seorang golem dengan gender WANITA~! waw banget!

"Eh, iya. Astaga, terpaksa deh."

"Hahahhaha, eh cara pakainya bagaimana ini?"

"Kita tinggal menempel pada bagian belakang robot itu, ini simpel kok. Penggunaannya mudah maksudnya kita tidak akan seperti menggunakan robot jadi seperti kita membawa diri kita sendiri. Hmm seperti ini, orang akan melihat wujud kita sebagai golem namun kita merasa bukan seperti golem. Begitu, paham?"

Aku tidak begitu paham tentang apayang dijelaskan Jui, segera kutempelkan diriku pada bagian belakang robot dan, "Hei robot ini enteng! Seperti tidak sedang menggendarai robot!"

"Itu maksud ucapanku tadi."

------------------------------------------------

Banyak wajah ketidak ramahan ketika kami sampai di sana. Aku dan Jui berputar-putar di desa itu, kami bingung harus kemana. Dimana pemegang kunci ras golem itu berada.

"Hei Jui, ini kah desa golem yang terkenal dengan keramahannya?" bisikku pada Jui

"Aku tidak tahu, semua berbeda sekali dengan yang ku baca di buku."

"Lalu? sekarang kemana lagi kita mencari?"

"Entahlah."

Salah seorang goem mendekati kami, tampangnya sangar dan garang (Hm menurutku semua golem tampangnya memang mengerikan) Dia menatap kami dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Orang baru? Kalian orang baru? Orang baru pasti akan kebingunggan dengan daerah ini" tanyanya

Kontan semua golem yang ada di sekitar mulai menatap tajam kehadiran kami. Kami benar-benar takut, ras golem terkenal dengan kekuatan fisiknya sedangkan kami dan dan bagaimana jika kami dihajar se isi desa ini. Aku menatap Jui, seolah mengerti apa yang aku rasakan Jui segera menggenggam erat tanganku dan berbisik, "Tenanglah".

"Hei kenapa kalian tidak menjawab?!?! Kesabaranku sudah habis! Ayo jawablah!" bentak golem itu marah.

"Bukan! Mereka saudaraku! Hei hentikan menanyai mereka!"

Golem yang mengintograsi kami melihat asal suara itu, "Oh kau Trancy! Mereka saudaramu? Kulihat mereka kebingunggan dan ku pikir mereka orang baru. Hahahaha! Bawa segera mereka ke rumahmu"

"Trancy?" batinku seraya menatap golem wanita yang telah menolong kami.

------------------------------------------

"Masuklah, ini rumahku. Silahkan kalau kalian mau menginap. Kalian boleh menginap kapanpun kalian mau. Rumahku sederhana ya tapi cukup besar kok.Hm, walau jauh dari pusat desa hahahhaha"

Rumah itu berdebu namun cukup rapi untuk ukuran ras golem. Perabot-perabot ukuran raksasa dengan ukiran khas ras golem memenuhi ruangan itu.

"Namaku Trancy, aku tinggal sendirian di sini. Nah sekarang ceritakan siapa kalian?" tanya Trancy

Aku menatap golem wanita itu, bisa ku tebak dari umurnya kira-kira dia berumur 17 tahun untuk ukuran golem. Perhatianku tertuju pada kaos kaki motif polkadot yang dipakai oleh Trancy.

"Namaku Swen, ini Mirfy. Kami dari desa Rcyaon," jawab Jui

"Desa Rcyaon, itu daerah mistik bagi para golem. Kami dilarang untuk menuju ke sana namun aku beruntung sekali hari ini bertemu dengan penduduk Rcyaon yang tersisa, Aku benar-benar bahagia, bagaimana seandainnya aku tidak menolong kalian tadi? Pasti aku tidak akan pernah bertemu dengan penduduk desa Rcyaon. Oh ya kalian sedikit bicara ya? Berbeda skali dengan kami. Kami ras golem umumnya banyak bicara," ucap Trancy bahagia. Ia melompat-lompat kegirangan sampai tanah bergetar. Kalau saja Jui tidak segera memegang kedua bahuku saat itu pasti aku akan terjatuh. Aku membayangkan pandangan curiga Trancy yang heran ada golem yang terjatuh oleh getaran temannya sendiri.

"Begitulah," jawab Jui

"Aku menyukaimu Swen! Karena kau masih mau untuk ku ajak bicara. Berbeda dengan temanmu yang satu ini. Apakah dia sedang sariawan?" tanya Trancy sambil menatapku benci

"Eh? Sial golem ini", batinku kesal

"Hahahaha, sepertinya," jawab Jui

"Baiklah kamar kalian di atas, kalian tunggu di sini ya! Aku akan berbelanja makanan malam untuk kalian. Ingat jangan kemana mana, di sini keadaannya tidak seperti dulu," ucap Trancy, kemudian 'braak'-pintu pun tertutup.

"Jui, keadaan tidak aman? Kau paham maksudnya?"

"Entahlah, aku akan menanyakannya pada Trancy nanti. Sekarang kau tidurlah duluan, aku harus menganalisis daerah ini dari awal."

"Jui, berhati hatilah," ucapku sambil memandang cemas Jui

"Sudah tidur sana! Aku tidak selemah itu kok," ucap Jui sambil melempar bantal dari sofa Trancy.

--------------------------------

"Aku pulang! Hei Swen! Kau harus mencicipi betapa enaknya masakanku. Lihat aku beli ini!Ada jamur, wortel, lobak, dan ikan.Atau kau ingin memasak bersamaku?" tanya Trancy

"Hahaha, boleh," jawab Jui

"Hei Swen, kau seperti almarhum ayahku. Padahal kau wanita tapi entah emngapa aku melihatmu seperti bukan seorang wanita. Ayahku, dia seorang yang begitu baik. Semejak ibuku wafat, hanya dia yang ku punya. Namun sekarang ia telah tiada, aku tidak tahu mengapa. Tapi yang kudengar dari tetua bahwa ayahku dulu memperjuangkan perjanjian damai 4 ras. Tapi belakangan ini keadaan tidak stabil, seakan perjuangan ayahku sia-sia. Hei Swen, aku tidak peduli darimana kau berasal dan apa rasmu, aku akan melindungimu seperti ayahku melindungiku."

'BRAAK'- pintu rumah Trancy ditendang oleh segerombolan orang, tidak mereka bukan orang. Itu pasukan ras fairy. "Mau apa mereka?" batin Jui.

Aku yang mendengar keributan dari ruang bawah mencoba mengintip dari atas, "Ras fairy! Bagaimana mungkin?!?!"

"Maaf mengganggu ketenangan kalian, namaku Ooypsu, panglima perang ras fairy. Nona Trancy bisa serahkan kedua tamumu kepadaku?"

"Tidak! Ada apa dengan tamu-tamuku? Dan sikapmu sungguh tidak sopan sekali! Mendobrak umah orang tanpa izin ku!" ucap Trancy marah

"Nona Trancy apakah anda thu siapa tamu-tamu anda?"

"Aku tidak peduli siapa tamu-tamuku! Tapi sikapmu sangat tidak sopan! Ini rumahku! Aku berhak untuk menentukan siapa yang boleh masukdan tidak! Dan karena sikapmu maka ku tentukan kau dan anak buahmu tidak berhak menginjakkan kaki di rumahku!"

"Hm, kalau begitu aku juga berhak menentukan untuk membunuh anda atau tidak."

"Trancy minggir!" Dengan segera Jui menangkap Trancy dan membawanya ke bawah tangga, disaat itu pula wujud Jui berubah.

"Maaf Trancy."

Pertarungan pun tak terelakkan, saber milik Jui bukan merupakan saber tipe petarung, namun ia berusaha melindunggi aku dan Trancy. Hingga akhirnya...

'Braaaaak'- Jui pun terkapar.   Ooypsu menendang Jui kemudian menatapnya dengan tatapan penuh kemenangan. Ku rasakan amarah mulai mengelilingiku, cahaya biru keluar dari tubuhku. Cryptic saber untuk kesekian kalinya keluar dari tubuhku.

"Kau lawanku," ucapku

"Tsuki hentikan! Jangan! Kendalikan dirimu Tsuki!" teriak Jui

"Waaa-!! Aku takut! Hahahaha! Jadi ini Cryptic saber, yang mulia Qyps pasti akan bangga dengan hasil kerjaku," ucap  Ooypsu

"Tsuki hentikan! Dirimu akan hilang jika kau terus dikendalikan oleh saber itu!" teriak Jui namun seolah tak mendengar apa yang diucapkan Jui, aku terus berjalan ke arah   Ooypsu.

Trancy melemparku kemudian mengeluarkan gadanya. Dengan sekali dentuman gada pasukan ras fairy mulai tercerai berai. "Swen! Jaga dia! Biar makhluk bersayap ini aku yang urus!" teriak Trancy

Pasukan ras fairy mulai beterbangan kesegala arah. Trancy terlihat kesulitan, sementara   Ooypsu mulai mendekat ke arahku. Jui berdiri di hadapanku, "kau lawanku!" ucapnya pada  Ooypsu .

Ooypsu  tersenyum licik, kemudian menggeluarkan tombaknya."Baiklah aku serius akan membunuhmu," ucap  Ooypsu.

Jui sudah kepayahan, darah sudah hampir membasahi seluruh tubuhnya. Aku masih dlam keadaan tidak sadar, Jui menyegelku untuk sementara namun aku merasa seakan ada yang menggendalikan diriku. Marah iya, hingga 'PRAANG'- segel yang dibuatnya pecah saat aku melihat  Ooypsu menginjak Jui.

"Tsuki hentikan, ku mohon," ucap Jui

"TSUKI! HENTIKAN! KAU TIDAK LIHAT SWE AH SIAL MAKSUDKU JUI BERUSAHA MATI-MATIAN MELINDUNGIMU AGAR KAU TIDAK MENGHILANG! KAU TIDAK LIHAT USAHAKU UNTUK MEMBUAT PERDAMAIAN 4 RAS! AKU TIDAK PEDULI KAU ITU APA TAPI LIHATLAH SEMUANYA! BUKA MATAMU TSUKI!!!" teriak Trancy.

"Siapa aku? Jui, Trancy, 4 ras, iya aku bukan sang penghancur."
'Deg-' kurasakan aku mulai memegang kendali atas diriku.

Ooypsu  menyerang ke arahku, tiba-tiba "Heaven Shock-!"


Ooypsu terpelanting, ia memegang telingganya. Telingganya berdarah, kurasa gendang telingganya pecah.

"Ras fairy sudah bukan sekutu kami! Keluar kalian dari desa ini! Kami ras golem sudah tahu kepada siapa kami harus bersekutu!"

"Kau, baiklah jika ras golem sudah menyatakan perang! Ayo kita mundur! Tunggu saja pembalasanku!" ancam Ooypsu sambil memeganggi telingganya yang masih bersimbah darah.

"Gyro, tolong sembuhkan mereka berdua."

"Kau siapa?" tanyaku

"Aku Tock, ketua ras golem. Jangan khawatir dengan keadaan teman-temanmu. Para Gyro ku akan mengurus mereka. Aku akan bicara denganmu nanti di ruanganku dan jika mereka sudah baikan, aku akan mengajak mereka untuk berbicara juga," ucap Tock sambil menatap rumah Trancy yang hancur berantakan.

---------------------------------

"Selamat datang dikediamanku. Selamat datang nona pemilik cryptic saber, adik tuan yox, dan Trancy. Ada sesuatu yang harus ku beritahukan kepada kalian. Aku rasa ini saat yang paling tepat untuk menceritakan semuannya. Soal konspirasi ras merd, pengkhianatan ras fairy dan kedamaian yang ingin dicapai ras elf," ucap Tock sambil membenarkan posisi duduknya.

"Sebenarnya ada apa ini tetua? aku tidak mengerti apapun! Kenapa begitu banyak yang disembunyikan? Lalu bagaimana rumahku? hidupku? " tanya Trancy

"Diamlah sebentar Trancy, pertama aku akan menceritakan kejadian 200 tahun lalu, saat dimana kebangkitan pertama Cryptic Saber."


============to be continue==================

Seira, Ketika Ia Datang "Dia yang Dikutuk"(part 2)

Chapter dua~~~ lalalala~~~ semoga kalian semua menyukainya~~ mohon kritik n sarannya ya~~ ^0^/

====================================================



Mirror range, salah satu bekal yang diberikan oleh Yox kepada kami. Mirror range merupakan sebuah cermin, namun kita tidak akan dapat melihat bayangan kita sendiri. Yox pernah berkata kepadaku bahwa cermin ini adalah peta. Namun hanya dapat digunakan bila matahari tenggelam.

"Cih, kakak sialan! Untuk apa peta ini jika hanya dapat digunakan saat matahari tenggelam."

"Bukannya dia memberikan raver note padamu?"

Raver note, seperti buku sketsa namun isinya tidak akan pernah habis. Jui yang mengerti automail murni pasti akan sangat membutuhkannya namun satu hal yang menjadi kelemahannya. Jui tidak dapat menggambar PETA.

"Sewete, KENAPA HARUS PETA!!!!!!!!!!!!!! Dasar Yox sialan!" gerutu Jui

"Kau berkata sialan padahal tadi kau tumben-tumbenan tak banyak bicara. Hahahaha. . akui sajalah kau masih menyayanginyakan?" ledekku sambil menatap Jui namun dia mempercepat langkahnya dan berkata, "Baka, aku tetap membencinya."

...........................

"Yox Haseba, dimana dia?"

Yox memperhatikan orang itu, tubuhnya setengah bersisik, kedua insang menghiasi wajahnya, kemampuan berjalan di daratnya sudah melebihi rasnya. Seolah mengetahui satu-satunya ras merd yang dapat berjalan dengan sempurna di daratan maka Yox pun segera membenarkan posisi duduknya.

"Selamat datang Roell, silahkan duduk."

Orang yang bernama Roell itu menatap Yox benci,namun Yox tetap tenang dengan posisinya seakan ia tidak peduli dengan kemarahan Roell.

"Ingin minum apa?" tanya Yox kepada Roell.

Merasa diirinya dipermalukan, Roell menghardik Yox, "JANGAN BERCANDA! DIMANA DIA!!"

"Dia siapa?"

"JANGAN PURA-PURA TIDAK TAHU!" gertak Roell, ia berusaha memukul Yox tetapi tiba-tiba saja ia seperti terikat.

"APA - APAAN INI!!!!!!" teraik Roell sambil berusa menggerakkan tubuhnya namun nihil. Dia tetap tidak dapat menggerakkan sesendipun.

Ust Sin, salah satu dari horn merasa gelisah. Yox yang menyadari akan hal itu menatapnya tajam dan berkata, "Wahai horn utara, mengapa tidak kau tolong dia? Dia Roell, perdana menteri ras merd yang telah membayar kesetiaanmu padaku."

Ut Sin tetap menunduk, ia tidak bergeming sedikitpun. Kegalauan jelas tergambar di wajahnya. Yox bangkit dari tempat duduknya kemudian mendekatinya sambil mengeluarkan sabernya. Ia mengarahkan sabernya kehadapan Ust Sin.

"Kesetianmu kutarik."

Roell yang menyadari posisi abdinya dalam keadaan bahaya segera mengeluarkan talanya, namun nihil. Ia menatap Yox benci, Yox tetap tidak memperhatikannya.

"Sialan kau Yox, kau tipu aku dan rasku. Mulai detik ini ras elf bukan sekutu kami!"

Yox tetap matap Ust Sin, Ust Sin yang menyadari posisinya dalam keadaan bahaya segera mengeluarkan sabernya tapi...

"Percuma, sabermu dikutuk. Kau bukan ras elf lagi. Kau ras buangan sekarang. Pergilah dari hadapanku. Kau sudah bukan seorang horn lagi."

"ARGHT!!!!!!!!!!!!!!!" teriak Ust Sin, ia merasa tubuhnya terbakar. Dari dalam tubuhnya keluar saber, itulah saber Ust Sin yang sekarang. Saber yang tidak akan pernah dibayangkan akan dimiliki oleh ras elf. Grim saber milik horn utara yang telah dikutuk.

Ust Sin segera berlari dari hadapan Yox, Yox melemparkan sabernya ke arah Ust Sin dan berkata, "hilanglah."

Ust Sin menghilang, Lef Saber kembali ke tangan Yox. Roell menatap ngeri kejadian itu. Yox memanggil horn selatan dan horn timur.

"Bawa horn barat ke hadapanku, cahaya hijau melindunginya. Berhati-hatilah kalian."

"Baik," ucap kedua horn itu kemudian menghilang.

"Cih, kau benar-benar sudah mengetahui semuanya Yox," ucap Roell

Yox tetap mengalihkan pandangannya dari tatapan benci Roell, tiba-tiba ia tersenyum kecil dan berkata, "waktumu telah tiba Roell."

Roell tidak mengerti apa yang diucapkan Yox, namun ia menyadari sesuatu yang buruk akan terjadi padanya, ia berkata, "sialan kau Yox."

Kesibukan mulai terlihat di ras elf, mereka bersiap memasuki tanah murni Palm Eryn. Tanah yang terletak di ujung dunia bagian selatan. Palm Eryn merupakan tanah murni ras elf berawal, pohon berdaun jarum mendominasi tanah itu, jeram yang mengelilingi Palm Eryn merupakan suatu kengerian tersendiri bagi ras-ras lainnya karena disanalah persenjataan ras elf tersembunyi, 'jeram tanpa air'. Di tempat itulah mereka bersiap menghadapi perang yang akan dimulai. Selain itu saber-saber yang sudah lama tertidur mulai terbangun, seakan mereka sudah mengetahui bahwa peperangan akan semakin dekat. Robot-robot ras elf mulai dibangkitkan, desingan dan deru suara mesin menyeruak menjadi satu dalam kesibukan itu.

..............................

Kediaman ras fairy, Meck, horn barat yang biasanya berwajah tenang mulai terlihat kalut. Seakan ia telah menyadari sesuatu yang buruk terjadi dengan horn utara. Qyps, pemimpin ras fairy berjalan mendekati Meck.

"Tenanglah, kau sekutu kami yang terbaik. Aku akan melindungimu seperti aku melindungi rakyat dan permataku. Aku akan menyembunyikanmu di Origon Leaf."

Raut wajah Meck mulai berubah, ketenangan mulai tampak di wajahnya. Qyps tersenyum, ia memanggil para Irs.

Qyps menatap Meck sambil tersenyum dan berkata, "ikuti para Irs ku."

Meck mengikuti para Irs menuju suatu tempat, namun Qyps berkata dalam bahasa fairy, "lenyapkan dia."

...............................

Yox menutup matanya dan berkata, "kembalilah kalian."

Tidak lama kemudian horn selatan dan horn timur datang, mereka berlutut di hadapan Yox.

"Horn barat telah tiada, tindakannya menghancurkan dirinya sendiri. Sekarang ayo kita susul keluarga kita yang sdah lebih dahulu berangkat ke Palm Eryn."

.................................

Malam itu, di lembah keputus asaan, seseorang dengan wajah mengerikan berjalan terseok-seok. Rambutnya sangat berantakan, matanya merah menyala, sedangkan tangan kanannya menyeret saber besar dengan keadaan yang mengerikan. Caranya memegang saber menunjukkan bahwa dia merupakan seorang petarung. Teriakan kebencian menyaru dari tenggorokannya seakan membelah keheninggan malam itu.


============to be continue============

Seira, Ketika Ia Datang "Kaulah Orangnya" (part 1)

Aku berharap waktu tak memilihku, namun takdir memilihnya

Negeri tanpa nama, negeri yang dihuni oleh 4 ras besar, yaitu ras merd, elf, golem, dan fairy. Namaku Rateru Tsuki Hime, umur 22 tahun, aku merupakan salah satu dari ras elf. Ras elf adalah ras yang maju akan pengetahuan sehingga kehidupannya penuh dengan teknologi. Bagaikan dua sisi mata pedang yang berbeda, ras elf menyadari bahwa teknologi akan mengerus alam, oleh karena itu walau bergelimang dengan teknologi yang maju ras elf sangat mencintai alam. Saber dalam ras elf bagaikan jiwa yang tak dapat dipisahkan. Saber adalah jiwa mereka, seorang ras elf tanpa saber bagaikan mayat hidup. Oleh karena itu saber-saber yang ada di dalam ras elf berbeda, saber itu yang memilih tuannya. Sabaer itu pula yang kelak akan membawa jalan tuannya.

"TSUKI!!!!!!!!!!!!!!!!! Kau mau kemana ?"

"Maaf Jui! Aku ingin menyusup ke dalam kelas ras fairy sekali saja"

"Tsuki tunggu!!!!!!!!! Bagaimana caranya?"

"Bukan aku yang menyusup tapi A12 yang akan menyusup. Kau tahu A12 kan? Robot yang aku buat sebulan yang lalu"

"Bodoh! itu membutuhkan korban! Jangan lakukan itu!"

Aku terdiam, pikiran ku berjalan ke masa lalu jauh dimana aku tidak pernah mengetahui dimana orang tuaku....

"APA?!?!?! CRYPTIC SABER!!!!!!!!!!!!!"

"Iya, dia tuan dari crptic saber. Kita harus segera membuangnya."

"Mengapa harus anak ini!"

"Kita lakukan upacara penyegelan, semua harus ada efeknya. Keseimbangan itulah, bagaimana?"

"Baiklah, Tsuki maafkan kami."

........................................

Sepuluh tahun setelah upacara itu...

"Tsuki aku pinjam punyamu ya!"

"Ambil saja di lantai atas, dekat lemai! Hati-hati dengan automailku ya!"

Tiba-tiba...

Sebuah teriakan dari lantai atas,seolah telingaku tidak asing dengan suara itu maka akupun segera berlari ke lantai atas...........

"HORIEE!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriakku shock melihat keadaan Horiee yang sudah tidak bernyawa.

"Bukan... bukan aku... lalu siapa? SIAPA YANG MEMBUNUH HORIEE!!!!!!!!! KELUAR!!! KELUAR!!!!!!!" teriakku sambil mengobrak abrik seluruh ruangan di lantai atas.

"Tenanglah."

Segera aku menghadap ke sumber suara itu, berusaha memukulnya namun nihil, tubuhku kaku.

"KAU YANG MEMBUNUH HORIEE!!!!!!!! KAU YANG MEMBUNUH HORIEE!!!!1 CUMA DIA SATU-SATUNYA RAS ELF YANG MAU BERTEMAN DENGANKU!!!!!!!!!!!!!!!!"

Orang itu menatapku dengan tatapan teduh, entah mengapa aku merasa bukan dia yang membunuh, "LALU SIAPA?"

"Kebangkitan crptic saber," ucapnya pelan.

"Tsuki, nama ku Yox, Yox Haseba, aku ketua ras elf. Tenangkan dirimu dahulu."

Aku terdiam menyadari bahwa ucapanku benar-benar kasar, aku hanya bisa menangis dan berkata, "Horiee."

Yox menghilangkan jenazah Horiee, kemudian memnggil para horn. Para horn mengeluarkan sabernya masing-masing, membentuk posisi melingkar, menyatukan saber mereka. Yox mengeluarkan sabernya, saber Yox berbeda, lebih mirip seperti anak panah. Entah aku tidak tahu apa yang mereka lakukan namun tiba-tiba keluar saber berwarna biru dengan gagang lebih panjang dari saber lainnya.

"Kemarilah Tsuki," ucap Yox.

Aku mendekat ke arah Yox, "Mana Horiee? Apa itu?" ucapku tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi.

"Ini crptic saber, ini milikmu, segel yang dilakukan oleh orang tuamu sudah melemah," ucap Yox

"Milikku? Mengapa baru sekarang? Lalu dimana Horiee?" tanyaku bingung

"Crptic saber, saber lgenda yang dapat membawa jalan yang berbeda bagi pemiliknya. Biasanya saber hanya membawa satu jalan hidup untuk tuannya namun berbeda dengan crptic saber. Crptic saber, saber yang diramalkan akan membawa perangan besar keempat ras. Dapat membunuh ras fairy dengan mudah jika kau dapat memasuki pikirannya atau dia dalam keadaan ketakutan. Aku akan mengutus Jui untuk mengawasimu, mulai sekarang kau tinggal bersama kami."

...................

Hal itulah yang menyebabkan hingga saat ini Jui tidak pernah meninggalkanku, aku menatap Jui, ia mengalihkan pandangannya dan berkata, "Tsuki ayo kembali, kakak memanggil kita."

Ras merd merupakan mussuh bebuyutan ras fairy. Mereka sudah lama menanti kedatangan tuan crptic saber, itulah sebabnya mereka mencoba mendekati Yox. Yox dapat menyimpan rapat rahasia tentangku, namun berbeda dengan salah satu horn nya.

Ruangan itu berada pada sisi paling dalam dari kediaman Yox, hanya Yox, Jui, dan aku yang mengetahui perihal ruangan itu.

"Bintang utara dan bintang barat sudah meredup. Para horn ku sudah tidak lagi setia. Posisi mata ras merd dan ras fairy sudah berubah. Tidak akan mudah untuk mengenali kawan dan lawan. Pergilah kalian berdua, temukan penjaga kunci di tiap ras. Jui, kau penjaga kunci ras elf, aku mengetahuinya semejak aku membawa tsuki kemari karena itu kau aku ajari automail murni ras elf," ucap Yox sambil menatap Jui.

Jui terkejut, namun ia segera menyadari dirinya, ia mengalihkan pandangannya.

"Dan kau Tsuki, aku percaya kau bukan sang penghancur. Ibarat dua sisi uang logam, bagi ras merd kau adalah mukjizat namun bagi ras fairy kau adalah sang penghancur. Kita ras elf bukanlah ras yang menyukai peperangan, namun ambillah jalan peperangan jika tidak ada jalan lain. Pergilah sekarang! Ikuti lorong itu, jangan menoleh ke belakang karena aku akan segera menyegelnya," ucap Yox

"Jui," tiba-tiba Yox memeluk Jui, entah mengapa Jui tidak ingin menatap Yox. Baru kali ini Jui tidak banyak bicara, dapat kuambil kesimpulan bahwa Jui masih menyayangi Yox walau ia sering berkata bahwa ia membenci Yox karena perlakuan orang tua mereka yang berbeda.. Kali ini Jui tidak dapat menyembunyikannya lagi, ia benar-benar berat untuk meninggalkan kakaknya.

"Lepaskan," ucap Jui sambil melepas pelukan Yox. Kemudian ia terdiam, memalingkan wajahnya ke arahku dan berkata "Ayo pergi."


====to be continue======
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
>w< akhirnya part 1 baru di post
terima kasih buat suport smuanya ya~~