Chapter dua~~~ lalalala~~~ semoga kalian semua menyukainya~~ mohon kritik n sarannya ya~~ ^0^/
====================================================
Mirror range, salah satu bekal yang diberikan oleh Yox kepada kami. Mirror range merupakan sebuah cermin, namun kita tidak akan dapat melihat bayangan kita sendiri. Yox pernah berkata kepadaku bahwa cermin ini adalah peta. Namun hanya dapat digunakan bila matahari tenggelam.
"Cih, kakak sialan! Untuk apa peta ini jika hanya dapat digunakan saat matahari tenggelam."
"Bukannya dia memberikan raver note padamu?"
Raver note, seperti buku sketsa namun isinya tidak akan pernah habis. Jui yang mengerti automail murni pasti akan sangat membutuhkannya namun satu hal yang menjadi kelemahannya. Jui tidak dapat menggambar PETA.
"Sewete, KENAPA HARUS PETA!!!!!!!!!!!!!! Dasar Yox sialan!" gerutu Jui
"Kau berkata sialan padahal tadi kau tumben-tumbenan tak banyak bicara. Hahahaha. . akui sajalah kau masih menyayanginyakan?" ledekku sambil menatap Jui namun dia mempercepat langkahnya dan berkata, "Baka, aku tetap membencinya."
...........................
"Yox Haseba, dimana dia?"
Yox memperhatikan orang itu, tubuhnya setengah bersisik, kedua insang menghiasi wajahnya, kemampuan berjalan di daratnya sudah melebihi rasnya. Seolah mengetahui satu-satunya ras merd yang dapat berjalan dengan sempurna di daratan maka Yox pun segera membenarkan posisi duduknya.
"Selamat datang Roell, silahkan duduk."
Orang yang bernama Roell itu menatap Yox benci,namun Yox tetap tenang dengan posisinya seakan ia tidak peduli dengan kemarahan Roell.
"Ingin minum apa?" tanya Yox kepada Roell.
Merasa diirinya dipermalukan, Roell menghardik Yox, "JANGAN BERCANDA! DIMANA DIA!!"
"Dia siapa?"
"JANGAN PURA-PURA TIDAK TAHU!" gertak Roell, ia berusaha memukul Yox tetapi tiba-tiba saja ia seperti terikat.
"APA - APAAN INI!!!!!!" teraik Roell sambil berusa menggerakkan tubuhnya namun nihil. Dia tetap tidak dapat menggerakkan sesendipun.
Ust Sin, salah satu dari horn merasa gelisah. Yox yang menyadari akan hal itu menatapnya tajam dan berkata, "Wahai horn utara, mengapa tidak kau tolong dia? Dia Roell, perdana menteri ras merd yang telah membayar kesetiaanmu padaku."
Ut Sin tetap menunduk, ia tidak bergeming sedikitpun. Kegalauan jelas tergambar di wajahnya. Yox bangkit dari tempat duduknya kemudian mendekatinya sambil mengeluarkan sabernya. Ia mengarahkan sabernya kehadapan Ust Sin.
"Kesetianmu kutarik."
Roell yang menyadari posisi abdinya dalam keadaan bahaya segera mengeluarkan talanya, namun nihil. Ia menatap Yox benci, Yox tetap tidak memperhatikannya.
"Sialan kau Yox, kau tipu aku dan rasku. Mulai detik ini ras elf bukan sekutu kami!"
Yox tetap matap Ust Sin, Ust Sin yang menyadari posisinya dalam keadaan bahaya segera mengeluarkan sabernya tapi...
"Percuma, sabermu dikutuk. Kau bukan ras elf lagi. Kau ras buangan sekarang. Pergilah dari hadapanku. Kau sudah bukan seorang horn lagi."
"ARGHT!!!!!!!!!!!!!!!" teriak Ust Sin, ia merasa tubuhnya terbakar. Dari dalam tubuhnya keluar saber, itulah saber Ust Sin yang sekarang. Saber yang tidak akan pernah dibayangkan akan dimiliki oleh ras elf. Grim saber milik horn utara yang telah dikutuk.
Ust Sin segera berlari dari hadapan Yox, Yox melemparkan sabernya ke arah Ust Sin dan berkata, "hilanglah."
Ust Sin menghilang, Lef Saber kembali ke tangan Yox. Roell menatap ngeri kejadian itu. Yox memanggil horn selatan dan horn timur.
"Bawa horn barat ke hadapanku, cahaya hijau melindunginya. Berhati-hatilah kalian."
"Baik," ucap kedua horn itu kemudian menghilang.
"Cih, kau benar-benar sudah mengetahui semuanya Yox," ucap Roell
Yox tetap mengalihkan pandangannya dari tatapan benci Roell, tiba-tiba ia tersenyum kecil dan berkata, "waktumu telah tiba Roell."
Roell tidak mengerti apa yang diucapkan Yox, namun ia menyadari sesuatu yang buruk akan terjadi padanya, ia berkata, "sialan kau Yox."
Kesibukan mulai terlihat di ras elf, mereka bersiap memasuki tanah murni Palm Eryn. Tanah yang terletak di ujung dunia bagian selatan. Palm Eryn merupakan tanah murni ras elf berawal, pohon berdaun jarum mendominasi tanah itu, jeram yang mengelilingi Palm Eryn merupakan suatu kengerian tersendiri bagi ras-ras lainnya karena disanalah persenjataan ras elf tersembunyi, 'jeram tanpa air'. Di tempat itulah mereka bersiap menghadapi perang yang akan dimulai. Selain itu saber-saber yang sudah lama tertidur mulai terbangun, seakan mereka sudah mengetahui bahwa peperangan akan semakin dekat. Robot-robot ras elf mulai dibangkitkan, desingan dan deru suara mesin menyeruak menjadi satu dalam kesibukan itu.
..............................
Kediaman ras fairy, Meck, horn barat yang biasanya berwajah tenang mulai terlihat kalut. Seakan ia telah menyadari sesuatu yang buruk terjadi dengan horn utara. Qyps, pemimpin ras fairy berjalan mendekati Meck.
"Tenanglah, kau sekutu kami yang terbaik. Aku akan melindungimu seperti aku melindungi rakyat dan permataku. Aku akan menyembunyikanmu di Origon Leaf."
Raut wajah Meck mulai berubah, ketenangan mulai tampak di wajahnya. Qyps tersenyum, ia memanggil para Irs.
Qyps menatap Meck sambil tersenyum dan berkata, "ikuti para Irs ku."
Meck mengikuti para Irs menuju suatu tempat, namun Qyps berkata dalam bahasa fairy, "lenyapkan dia."
...............................
Yox menutup matanya dan berkata, "kembalilah kalian."
Tidak lama kemudian horn selatan dan horn timur datang, mereka berlutut di hadapan Yox.
"Horn barat telah tiada, tindakannya menghancurkan dirinya sendiri. Sekarang ayo kita susul keluarga kita yang sdah lebih dahulu berangkat ke Palm Eryn."
.................................
Malam itu, di lembah keputus asaan, seseorang dengan wajah mengerikan berjalan terseok-seok. Rambutnya sangat berantakan, matanya merah menyala, sedangkan tangan kanannya menyeret saber besar dengan keadaan yang mengerikan. Caranya memegang saber menunjukkan bahwa dia merupakan seorang petarung. Teriakan kebencian menyaru dari tenggorokannya seakan membelah keheninggan malam itu.
============to be continue============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar