Orang-orang mengganggapnya jahat namun aku berpikir dia lah yang paling hebat. Orang terkuat setelah dihantam ribuan tatapan hina dan cercaan. Dia tersenyum padaku sebelum kematiannya. Mungkin aku tidak dapat menggapainya, namun ia selalu berada di dalam hatiku.
"HAHAHAHA-! Aku tidak akan menjadi seperti kalian! Kalian ras elf terlalu lemah! Tidak sadarkah aku melakukan ini untuk kalian juga! Kejayaan kita!"
"Aion hentikan! ku mohon!"
"SIAPA AION? SIAPA ITU AION MYERA!!! ITU MASA LALUKU!" ucapnya marah. Ia menatap elf yang tersungkur lemah di hadapannya dalam-dalam, tatapannya menyiratkan kekecewaan, kesedihan, dan kebencian. "Tahukah kau Yox Haseba, aku sudah menggangggapmu sebagai bagianku sendiri namun lihatlah yang dilakukan ras-ras lain! Mereka memandang remeh ras kita! Kita dianggap orang gila yang hanya bergelut dengan mesin!" ucapnya sambil menggertakan giginya karena kekecewaan yang amat sangat.
"Aion kumohon dengarkan aku, kau tidak perlu melakukan ini," ucap elf yang berusaha berdiri namun seakan membangunkan dirinya saja susah.
"AION!"
"Hai Tock, jangan berpikir aku akan memaafkanmu setelah kejadian tadi. Kau memfitnahku yang telah membunuh Ryarf. Kau juga akan mati seperti Weyn. Ya mati di tanganku."
"AION BISA KU JELASKAN SEMUA INI!"
"Kurasa tidak ada lagi yang dapat kau jelaskan. Aku sudah melihatnya semua dan kau seorang pengkhianat Tock," ucapnya datar namun penuh kebencian, kemudian ia menghunuskan sabernya ke hadapan Tock. Tatapan mereka saling beradu, Aion menatap Tock penuh benci. Kemarahan membakar jiwa Aion. Tock bergidik menanggapi ancaman Aion, ia tidak dapat berkata apapun. Mulut Tock seakan terkunci dan ia menelan ludah perlahan.Aion mengayunkan sabernya dan
Crasssh-! Darah segar mennghiasi wajah Aion tapi tunggu, mata Aion terbelalak kaget ia tidak percaya dengan apa yang sudah dilakukannya.
"Vex?!?! Mengapa?" tanyanya getir, ia merinding saat melihat tubuh yang ditebasnya.
Golem muda itu tersenyum, senyum yang sangat dikenal Aion. Ya! Golem muda itu lah yang menolongnya di dari buangan teman-temannya saat di lembah Bootw. Golem muda itu pula lah yang menjadi teman curhat Aion selama ini. Golem muda itu pulalah yang mengembalikan hubungannya dengan Yox. Dan golem muda itu pulalah yang DITEBASNYA!
"Aion, maafkan aku. Maaf aku tidak dapat membuatmu menjadi lebih baik, Aion Myera" ucapnya sambil tersenyum lembut kepada Aion
"Vex," ucap Aion seraya menatap getir golem muda yang terkapar di hadapannya. Aion menatap langit, tetesan hujan membasahi dirinya. Perlahan ia menutup matanya kemudian memandang sabernya yang mulai di luar kendalinya. Pikirannya mulai berjalan di masa lalu, ia berteman baik dengan Yox, Vex, Tock, Weyn dn Ryarf. Saat cryptic saber memilihnya. Liontin Weyn hilang, Weyn curiga bahwa itu ulahnya, Ryarf yang melindunginya semakin menambah kebencian Weyn. Weyn yang menyimpan dendam kepada Ryarf dan Aion, memanfaatkan hal itu, ia membunuh Ryarf dan menuduhnya sebagai pelaku. Sisi gelap cryptic saber bangkit dan itu mempengaruhinya. Ia membantai semua ras, pandangannya kalap. Kepuasan memenuhi batinnya. Darah bagaikan makanan sehari hari untuknya. Air mata Aion menetes, ia mengucapkan kata-kata dalam bahasa elf kuno. Yox yang memahami bahasa elf kuno terkejut, ia berteriak,"JANGAN AION! JANGAN!"
Aion tetap melanjutkan kalimatnya, cahaya biru mengelilinggi tubuhnya.Semakin besar, semakin besar cahaya itu. Yox berusaha menuju tempat Aion, namun tubuhnya amat berat, berat sekali. Ia melihat Tock dan bertriak,"TOCK!HENTIKAN DIA!"
Mantra elf kuno itu lebih kuat dari sebelumnya, Tock berusaha menggerakkan tubuhnya namun tidak bisa."TUBUHKU BERAT YOX! AKU TIDAK TAHU ADA APA INI?!?!"
Cahaya itu semakin membesar hingga menelan tubuh Aion, dentuman besar terdengar dari tempat cahaya itu. Yox membelalakkan matanya, ia terkejut dan berteriak, "AION!!!!!!!!"
Debu-debu berwarna biru mengkilat berjatuhan dari langit, tiba-tiba
"Yox, Tock, maafkan aku. Hanya ini yang bisa kulakukan. Kukorbankan diriku untuk kedamaian 4 ras, saat matahari terbit nanti maka semua ras akan lupa kejadian hari ini. Hujan akan menghilangkan semua jejaknya, tolong simpan kejaadian ini rapat-rapat. Kelak akan lahir 4 pemegang kunci 4 ras, mereka akan lahir dari sisi baik cryptic saber. Aku ingin kelak tuan dari saber ini bukan sebagai sang penghancur seperti diriku. Tock, maafkan aku, aku tidak tahu alasanmu menuduhku namun aku percaya kau orang yang baik karena Vex rela melindungimu. Yox, maafkan aku. Maaf aku tidak mempercayaimu saat itu. Ai shiteru."
Hujan perlahan mulai berhenti, matahari mulai terbit, awan gelap yang menjadi saksi kejadian itu telah hilang, tanah dan bangunan yang rusak kembali seperti semula. Perang 4 ras telah berakhir hari itu dan tiada seorang pun yang ingat selain mereka berdua.
------------------------------------------------
Air mata Yox menetes ketika memandang bunga aster itu. Ia mengamati bunga itu dalam-dalam seakan pikirannya mengingat sesuatu. Ia menatap langit kemudian berucap,"Aion, perang akan dimulai lagi. Kedamaian yang telah kau ciptakan. Orang-orang telah berpikir kau sang penghancur namun aku berpikir kau lah yang terbaik, iya Aion kau yang terbaik."
"Tuan, maaf mengganggu."
Yox melihat sumber suara itu dilihatnya seorang elf dengan tinggi 3 meter, rambutnya yang panjang menutupi penglihatannya, seolah mengetahui elf tertinggi di rasnya, Yox pun berkata,"Ada keperluan apa kau mengunjungiku horn timur?"
"Semua persiapan menuju Palm Eryn telah selesai."
"Baiklah, kalau begitu kita harus segera berangkat," ucap Yox sambil memandang keluar jendela, melihat kesibukan masyarakat ras elf.
----------------------------------------------------
"Dia orang yang baik, aku merasa bersalah dengannya. Aku tidak menceritakan keadaan sebenarnya saat itu. Aku ingin menceritakannya tapi tak bisa, hingga akhirnya ayahmu, menjadi korban karena melindungiku," ucap Tock seraya menatap Trancy dalam - dalam. "Maafkan aku Trancy," sambungnya.
"Aion yang membunuh ayahku? Kenapa dia sejahat itu? Jelaskan semuanya padaku?!?! Sejahat itukah tuan cryptic saber dan sejahat itukah sikapmu seperti tadi hingga hilang kontrol!" ucap Trancy marah, ia memandangku benci. Kutundukkan kepalaku, seolah mengetahui apa yang kurasakan, Jui segera menyela ucapan Trancy, "Tidak semua tuan cryptic saber itu jahat!"
Trancy menatap Jui penuh amarah dan kekecewaan dan berkata,"Dia pembunuh dan tadi dia hampir membunuh bangsa fairy itu! Dan ayahku,, ayahku! Ayahku yang hanya aku punya, ayahku hampir menjadi korban! Kau tahu itu?!?! KORBAN!!!!"
"Trancy, kumohon," ucap Jui pelan sambil emandang Trancy dalam-dalam namun Trancy kali ini tidak sependapat dengan Jui. Ia tetap menatap Tsuki benci.
Trancy kemudian berdiri, ia menatap semua yang hadir di ruangan Tock dengan tatapan benci dan kecewa, "Aku keluar dari ruangan ini. Sepertinya ini membosankan sekali untukku."
Tock menatapku dan Jui bergantian, "Urusan anak muda, biar aku yang urus. Sekarang kalian beristirahatlah, sudah aku siapkan kamar untuk kalian. Maaf jika tempatku ini tidak nyaman untuk kalian. Masalah Trancy biar aku yang urus."
Aku menatap lantai ruangan Tock dengan penuh penyesalan, kurasakan jemari-jemari hangat mengenggam tanganku. "Ayo kita pergi Tsuki," ucap Jui sambil mengandengku keluar ruangan itu.
Malam itu banyak sekali bintang di langit, namun itu tak dapat menghiburku. Kurasakan bulir-bulir air mata membasahi mataku.
"Tsuki, masuklah ke kamarmu, kau perlu beristirahat. Soal Trancy, tolong jangan kau pikirkan. Kau orang yang baik dan aku percaya itu," ucap Jui.
Aku melihat Jui, kutatap matanya dalam-dalam, ia sungguh-sungguh percaya padaku. Ia melingkarkan tangannya di punggungku dan berbisik perlahan, "Aku akan melindungimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu." Ucapan Jui membuat semangatku perlahan bangkit, ia melepaskan pelukannya kemudian mengelus rambutku, "Tidurlah sekarang."
"Iya," ucapku sambil tersenyum kecil kepada Jui.
------------------------------------------------------
"Hai Trancy."
"Tetua? Ada perlu apa denganku? Jika soal kedua elf itu kumohon pergilah. Aku ingin sendirian, aku sangat mencintai ayahku. Ayahku yang hampir hampir....." ucap Trancy sambil terisak, ia tak sanggup melanjutkan ucapannya.
Tock memeluk Trancy, "Anakku. Aku sudah berjanji kepada ayahmu untuk tidak menceritakan ini padamu. Ayahmu ingin melawan takdir cryptic saber, agar saber itu tidak menjadi saber penghancur. Ayahmu menukarkan hidupnya agar kelak anaknya menjadi salah satu dari 4 pemegang kunci ras. Ayahmu memiliki mimpi yang besar. Karena hal itulah, aku yang juga sahabat terdekatnya mau merawatmu dengan baik. Itu impian terbesar ayahmu nak," ucap Tock kemudian melepaskan pelukannya, ia menatap Trancy bagaikan tatapan seorang ayah. Ya ayah! bukan seorang tetua lagi.
"Tetua ah bukan,, ayah, bolehkah kupanggil tetua dengan sebutan ayah? Kalau memang itu impian ayahku, aku akan berusaha. Melawan takdir cryptic saber," ucap Trancy sambil memandang Tock dengan tatapan berapi-api.
Tock memberikan sesuatu kepada Trancy, "Ini titipan ayahmu. Ia tidak dapat berada di sampingmu sekarang, namun ia selalu akan melindunggimu nak. Ambillah ini."
--------------------------------------------------
Aku menatap ke luar jendela, "apakah aku memang dibenci, aku tidak ingin banyak korban berjatuhan lagi. Aku akan mencari tahu sandi dalam bahasa elf kuno itu agar tidak banyak lagi korban."
--------------------------------------------------
"Tsuki~! Aku ingin tidur denganmu, soal tadi maafkan aku, Tsuki? Bukalah pintunya? Hm kau masih marah ya? Baiklah aku minta maaf, dan tolong...," Trancy menghentikan ucapannya, ia melihat jendela kamar Tsuki terbuka dan lemari kamarnya kosong melompong.
"TSUKI MENGHILANG!!!" teriak Trancy
---------------------------------------------
"Aku harus pergi! maafkan aku Jui, maafkan aku Yox,"
============= to be continue =====================
"Trancy, kumohon," ucap Jui pelan sambil emandang Trancy dalam-dalam namun Trancy kali ini tidak sependapat dengan Jui. Ia tetap menatap Tsuki benci.
Trancy kemudian berdiri, ia menatap semua yang hadir di ruangan Tock dengan tatapan benci dan kecewa, "Aku keluar dari ruangan ini. Sepertinya ini membosankan sekali untukku."
Tock menatapku dan Jui bergantian, "Urusan anak muda, biar aku yang urus. Sekarang kalian beristirahatlah, sudah aku siapkan kamar untuk kalian. Maaf jika tempatku ini tidak nyaman untuk kalian. Masalah Trancy biar aku yang urus."
Aku menatap lantai ruangan Tock dengan penuh penyesalan, kurasakan jemari-jemari hangat mengenggam tanganku. "Ayo kita pergi Tsuki," ucap Jui sambil mengandengku keluar ruangan itu.
Malam itu banyak sekali bintang di langit, namun itu tak dapat menghiburku. Kurasakan bulir-bulir air mata membasahi mataku.
"Tsuki, masuklah ke kamarmu, kau perlu beristirahat. Soal Trancy, tolong jangan kau pikirkan. Kau orang yang baik dan aku percaya itu," ucap Jui.
Aku melihat Jui, kutatap matanya dalam-dalam, ia sungguh-sungguh percaya padaku. Ia melingkarkan tangannya di punggungku dan berbisik perlahan, "Aku akan melindungimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu." Ucapan Jui membuat semangatku perlahan bangkit, ia melepaskan pelukannya kemudian mengelus rambutku, "Tidurlah sekarang."
"Iya," ucapku sambil tersenyum kecil kepada Jui.
------------------------------------------------------
"Hai Trancy."
"Tetua? Ada perlu apa denganku? Jika soal kedua elf itu kumohon pergilah. Aku ingin sendirian, aku sangat mencintai ayahku. Ayahku yang hampir hampir....." ucap Trancy sambil terisak, ia tak sanggup melanjutkan ucapannya.
Tock memeluk Trancy, "Anakku. Aku sudah berjanji kepada ayahmu untuk tidak menceritakan ini padamu. Ayahmu ingin melawan takdir cryptic saber, agar saber itu tidak menjadi saber penghancur. Ayahmu menukarkan hidupnya agar kelak anaknya menjadi salah satu dari 4 pemegang kunci ras. Ayahmu memiliki mimpi yang besar. Karena hal itulah, aku yang juga sahabat terdekatnya mau merawatmu dengan baik. Itu impian terbesar ayahmu nak," ucap Tock kemudian melepaskan pelukannya, ia menatap Trancy bagaikan tatapan seorang ayah. Ya ayah! bukan seorang tetua lagi.
"Tetua ah bukan,, ayah, bolehkah kupanggil tetua dengan sebutan ayah? Kalau memang itu impian ayahku, aku akan berusaha. Melawan takdir cryptic saber," ucap Trancy sambil memandang Tock dengan tatapan berapi-api.
Tock memberikan sesuatu kepada Trancy, "Ini titipan ayahmu. Ia tidak dapat berada di sampingmu sekarang, namun ia selalu akan melindunggimu nak. Ambillah ini."
--------------------------------------------------
Aku menatap ke luar jendela, "apakah aku memang dibenci, aku tidak ingin banyak korban berjatuhan lagi. Aku akan mencari tahu sandi dalam bahasa elf kuno itu agar tidak banyak lagi korban."
--------------------------------------------------
"Tsuki~! Aku ingin tidur denganmu, soal tadi maafkan aku, Tsuki? Bukalah pintunya? Hm kau masih marah ya? Baiklah aku minta maaf, dan tolong...," Trancy menghentikan ucapannya, ia melihat jendela kamar Tsuki terbuka dan lemari kamarnya kosong melompong.
"TSUKI MENGHILANG!!!" teriak Trancy
---------------------------------------------
"Aku harus pergi! maafkan aku Jui, maafkan aku Yox,"
============= to be continue =====================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar